FGD ini dihadiri langsung oleh Bupati Sarmi yang membuka acara, perwakilan lima suku Kabupaten Sarmi, master trainer penulisan buku cerita anak, serta para pegiat literasi. Tujuan utama kegiatan adalah menggali dan memetakan cerita rakyat dari masing-masing suku, mendorong partisipasi aktif masyarakat adat dalam pelestarian budaya, dan menghasilkan buku cerita anak yang kaya nilai-nilai lokal serta sesuai usia pembaca.
Program Manager Yayasan Nusantara Sejati, Febryanti Timang Pasulu, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini lahir dari hasil pengamatan langsung di lapangan saat menjalankan program literasi baca tulis kelas awal di Sarmi. “Kami menemukan bahwa salah satu penyebab anak-anak belum lancar membaca atau kurang memahami bacaan adalah minimnya ketersediaan buku yang sesuai usia dan konteks mereka. Bahkan jika ada, sering kali buku-buku tersebut tidak menggambarkan lingkungan dan budaya anak, sehingga minat membaca menurun. Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan anak-anak Sarmi memiliki bahan bacaan yang mereka kenal, cintai, dan pahami, sehingga kemampuanmu mba A dan memahami mereka bisa berkembang pesat,”ungkap Febryanti. Febryanti juga menyampaikan bahwa FGD ini hanyalah tahapawal dari rangkaian panjang proses penulisan buku cerita anak kontekstual.
“Setelah FGD ini, para peserta akan mengikuti pelatihan penulisan buku. Usai pelatihan, mereka akan memasuki tahap menulis yang kami rancang dalam bentuk karantina agar penulis dapat fokus. Selanjutnya akan ada beberapa kali review isi tulisan dan ilustrasi oleh para pelatih penulisan buku dan ilustrator. Harapannya, pada bulan November nanti, buku dari masing-masing suku sudah selesai. Dalam pelatihan nanti, tidak hanya perwakilan lima suku yang terlibat, tetapi juga pengawas, kepala sekolah, dan guru, agar kapasitas menulis buku ceritaanak bisa berkembang luas di Sarmi,” jelasnya.
“Harapan kami, kegiatan hari ini bukan hanya sebataskegiatan, tetapi memberi manfaat bagi generasi berikutnya. Selain ilmu pengetahuan, mereka juga memahami nilai-nilai leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujar Bupati. “
Ada hal penting yang selama ini mungkin hanya dipikirkan tetapi belum dilakukan. Baru hari ini kita memulainya. Mari kita berdoa agar kegiatan ini berlanjut dan memacu rasa ingin tahu anak-anak tentang cerita dari setiap suku. Mereka bisa langsung ke perpustakaan untuk membaca karena ceritanya akan tertuang dalam buku,” tambahnya.
Suasana FGD pun berlangsung hangat dan penuh antusiasme. Para kepala suku, tokoh masyarakat, perwakilan Lembaga Masyarakat Adat (LMA), serta peserta dari masing-masing suku saling berbagi kisah mereka. Dalam proses diskusi, cerita-ceritayang dibagikan sering kali saling melengkapi, menambah kedalaman narasi yang ada.
Bahkan, banyak informasi baruyang terungkap dan ternyata belum diketahui oleh sebagian peserta, membuat diskusi semakin menarik. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sarmi menutup kegiatan dengan harapan agar cerita-cerita lokal Sarmi dapat abadi dalam bentuk buku.
“Kami rindu cerita lokal Sarmi terdokumentasikan dan tidak hilang dimakan zaman. Terima kasih kepada Yayasan Nusantara Sejati yang memfasilitasi FGD awal ini dengan luar biasa. Semoga perwakilan tiap suku terus berbagi hingga buku iniselesai dan bisa dicetak,” ujarnya. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu gerakan bersama untuk melestarikan budaya lokal melalui literasi, memastikan anak-anak Sarmi tumbuh dengan cerita yang mengakar pada identitas mereka, sekaligus meningkatkan kualitas pembelajaran baca tulis di sekolah-sekolah.
