“Puji Tuhan, akhirnya bantuan sampai juga,” ucap Mama Yuli, sambil memeluk anak bungsunya yang duduk di atas tikar biru. Ia tinggal di tenda bersama puluhan keluarga lain di halaman sekolah dasar yang kini jadi posko utama.
Pemerintah Provinsi Papua bergerak cepat mengirimkan bantuan ke Kabupaten Sarmi sejak hari kedua pascagempa. Selain bahan makanan, dikirim pula obat-obatan, tenda darurat, dan perlengkapan bayi. Bantuan itu disalurkan lewat koordinasi BPBD, Dinas Sosial, dan beberapa lembaga kemanusiaan yang turut serta.
Kepala BPBD Papua, dalam keterangannya, mengatakan bahwa langkah cepat ini diambil agar warga terdampak tidak kekurangan kebutuhan pokok.
“Kita pastikan tidak ada warga yang kelaparan atau kesulitan air bersih. Semua tim bekerja siang malam,” ujarnya di sela penyaluran bantuan.
Sore harinya, suasana posko berubah menjadi ramai namun hangat. Anak-anak tertawa ketika melihat mobil dapur umum datang membawa nasi bungkus dan air hangat. Beberapa ibu terlihat membantu membagikan makanan, sementara relawan memeriksa kesehatan warga. “Kami tidak hanya membawa logistik, tapi juga mendengar cerita mereka. Kadang itu lebih menenangkan,” kata seorang relawan muda dari Jayapura.
Bantuan ini tak hanya berupa barang. Pemprov juga mengirimkan tim teknis untuk mengevaluasi kondisi rumah warga dan fasilitas umum yang rusak. Sekolah, gereja, dan puskesmas menjadi prioritas utama. “Kami ingin Sarmi segera pulih,” ujar salah satu pejabat dari Dinas PUPR Papua.
Meski masih banyak yang harus diperbaiki, kehadiran para petugas dan bantuan dari luar memberi harapan baru. Warga mulai tersenyum lagi, bahkan beberapa remaja terlihat membantu relawan memindahkan logistik ke gudang kecil di belakang kantor distrik. Di tengah puing dan debu, tumbuh semangat gotong royong yang menghangatkan hati.
Bagi masyarakat Sarmi, bantuan ini bukan sekadar beras dan air. Ini tentang rasa diperhatikan, tentang keyakinan bahwa mereka tidak sendirian menghadapi cobaan. “Kami kuat karena banyak yang peduli,” kata seorang tokoh kampung sambil menatap bendera merah putih kecil yang masih berkibar di depan tenda.
