Type Here to Get Search Results !

Khotmil Qur’an Rangkaian Ketiga Gebyar Hari Santri Nasional 2025 Dan Pengurus MWC NU Gudo Bergerak Lebih Awal dari Jadwal


GUDO, JOMBANG — Dalam semarak peringatan Hari Santri Nasional 2025, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Gudo kembali menunjukkan keteladanan dan semangat pengabdian yang luar biasa. Melalui Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) MWC NU Gudo, serangkaian kegiatan digelar dalam tajuk besar “Gebyar Hari Santri Nasional 2025”, yang telah dimulai sejak awal Oktober dan akan berlangsung hingga November mendatang.

Salah satu momen penting dari rangkaian tersebut adalah Khotmil Qur’an bertema “Memulyakan Peradaban”, yang dijadwalkan oleh LTN MWC NU Gudo pada 19 Oktober 2025. Namun semangat tinggi dari jajaran pengurus MWC NU Gudo membuat kegiatan ini justru dilaksanakan lebih awal, yakni pada 18 Oktober 2025 sehari sebelum jadwal resmi, dan bahkan dua hari lebih awal dari instruksi PCNU Jombang yang secara resmi menetapkan pelaksanaan Khotmil Qur’an serentak pada 20 Oktober 2025.

Langkah cepat ini menjadi bukti nyata komitmen MWC NU Gudo dalam meneladani nilai-nilai ta’zim, khidmah, dan inisiatif santri di tengah momentum Hari Santri Nasional.

Semangat Santri Menyala Lebih Awal

Kegiatan Khotmil Qur’an di lingkungan MWC NU Gudo tidak hanya sekadar ritual keagamaan, melainkan juga bentuk nyata kecintaan terhadap Al-Qur’an dan semangat menyambut Hari Santri Nasional. Di bawah koordinasi para pengurus dan dukungan penuh dari jajaran LTN MWC NU Gudo, kegiatan ini berjalan dengan penuh kekhusyukan.

Meski instruksi resmi pelaksanaan Khotmil Qur’an dari LTN MWC NU Gudo dikeluarkan untuk tanggal 19 Oktober, para pengurus MWC NU Gudo sudah memulai lebih awal pada 18 Oktober 2025, dengan alasan kesiapan internal dan antusiasme jamaah yang sangat tinggi.

Sikap proaktif ini ternyata mendapat sambutan hangat dari Ketua LTN MWC NU Gudo, yang menilai bahwa semangat seperti ini justru menunjukkan bahwa nilai-nilai santri bukan hanya soal ketaatan terhadap instruksi, tetapi juga tentang inisiatif, kesiapan, dan semangat berjamaah dalam menegakkan syiar Islam.

“Kita sangat mengapresiasi langkah MWC NU Gudo yang lebih dulu memulai Khotmil Qur’an. Ini adalah bentuk semangat dan cinta terhadap Hari Santri yang luar biasa. Meskipun jadwal dari kami di tanggal 19, semangat mereka yang mendahului justru memperkuat nilai khidmah dan kebersamaan,” ujar salah satu pengurus LTN MWC NU Gudo.

Rangkaian Ketiga dari Gebyar Hari Santri Nasional 2025

Khotmil Qur’an kali ini menjadi agenda ketiga dari enam rangkaian besar kegiatan yang digelar oleh LTN MWC NU Gudo dalam memperingati Hari Santri Nasional 2025.

Rangkaian kegiatan tersebut antara lain:
  • Workshop & Pelatihan Santri Melek Digital – digelar pada 11–12 Oktober 2025 di Aula Kantor PCNU Jombang.
  • Nobar Film & Puisi Hari Santri – dilaksanakan pada 15 Oktober 2025 di Kantor BLKK MWC NU Gudo, Sukowati.
  • Khotmil Qur’an “Memulyakan Peradaban” – dijadwalkan 19 Oktober 2025 namun dimajukan menjadi 18 Oktober oleh MWC NU Gudo.
  • Apel Hari Santri & Ziarah Muassis – 22 Oktober 2025 
  • Soan Kiai se-Kecamatan Gudo – 26 Oktober 2025, dengan start dari Kantor MWC NU Gudo.
  • Saembara Pena Santri Muda – 10 November 2025 secara daring dari Kantor MWC NU Gudo.

Rangkaian ini merupakan inisiatif kolaboratif antara LTN, MWC NU, Banom, dan lembaga-lembaga NU di Kecamatan Gudo, serta didukung oleh Nugo Media sebagai mitra publikasi resmi.

Khotmil Qur’an Momentum Memulyakan Peradaban
Tema “Memulyakan Peradaban” bukan tanpa alasan. Ketua Panitia Pelaksana Khotmil Qur’an menjelaskan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali bahwa peradaban Islam tumbuh dari kesalehan santri dan kedekatan umat dengan Al-Qur’an.

Dalam pelaksanaannya, Khotmil Qur’an digelar sederhana namun penuh makna. Para pengurus, tokoh masyarakat, dan jamaah dengan membawa mushaf masing-masing. Suara lantunan ayat suci terdengar bergema dari pagi hingga siang hari, menandai cinta santri kepada kalam Allah yang tak pernah padam.

Salah satu peserta, seorang santri muda, menyampaikan kesan mendalamnya :

“Kami ingin Hari Santri ini tidak hanya dirayakan dengan apel atau seremonial, tapi juga dengan kembali kepada Al-Qur’an. Karena di situlah sumber kekuatan dan peradaban Islam.”

Gerak Lebih Cepat, Semangat Tak Terbatas
Langkah cepat pengurus MWC NU Gudo memulai Khotmil Qur’an pada 18 Oktober menunjukkan karakter khas santri tanggap, mandiri, dan berinisiatif. Dalam tradisi NU, ketaatan bukan berarti pasif, melainkan aktif dalam kebaikan.

Salah satu pengurus menjelaskan bahwa keputusan memajukan pelaksanaan didasarkan atas pertimbangan waktu dan kesiapan jamaah, serta sebagai bentuk kehormatan kepada para muassis NU yang telah mendirikan pondasi perjuangan Islam di bumi Jombang.

“Kami ingin meneladani para muassis. Semangat mereka adalah berbuat sebelum disuruh, bergerak sebelum diperintah. Maka ketika ada momentum baik seperti Khotmil Qur’an ini, kami langsung bergerak,” ujar salah satu tokoh MWC NU Gudo.
 
Apresiasi dari LTN MWC NU Gudo

Menanggapi langkah tersebut, LTN MWC NU Gudo memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh pengurus dan jamaah MWC NU Gudo. Dalam siaran persnya, dikanal resmi NUGO Medai dan Sosmednya LTN menyebut bahwa semangat lebih awal ini justru menjadi inspirasi bagi lembaga dan MWC lain di lingkungan NU Gudo.

LTN juga menegaskan bahwa esensi Hari Santri adalah menumbuhkan semangat kolektif untuk mencintai ilmu dan berkhidmah kepada masyarakat. Khotmil Qur’an, menurut mereka, menjadi bentuk ibadah yang menghubungkan antara ilmu, amal, dan doa.

“Kita patut bangga, karena semangat santri di Gudo tidak hanya menunggu instruksi. Mereka bergerak lebih dulu dengan niat yang lurus dan tujuan yang jelas,” ungkap perwakilan LTN dalam pernyataan tertulisnya.

Sikap Ta’zim kepada PCNU Jombang

Meski pelaksanaan di Gudo dilakukan lebih awal, MWC NU Gudo tetap menunjukkan sikap ta’zim dan hormat kepada PCNU Jombang sebagai pengarah utama kegiatan Hari Santri Nasional tingkat kabupaten.
PCNU Jombang menetapkan pelaksanaan Khotmil Qur’an serentak pada tanggal 20 Oktober 2025, sebagai puncak momentum kebersamaan antarlembaga di wilayah Jombang.

Para pengurus MWC NU Gudo pun memastikan akan tetap mengikuti rangkaian utama pada tanggal tersebut, sebagai bentuk dukungan dan loyalitas terhadap struktur jam’iyyah.

“Kita bukan mendahului untuk menyaingi, tapi untuk menyambut. Setelah kita laksanakan di tanggal 18, kita juga siap mengikuti Khotmil serentak di tanggal 20 sebagai tanda persatuan,” tutur salah satu pengurus.

Santri, Al-Qur’an, dan Peradaban

Dalam konteks peringatan Hari Santri, Khotmil Qur’an menjadi simbol penting yang menyatukan tiga hal utama yaitu santri, Al-Qur’an, dan peradaban.
Santri yang teguh pada Al-Qur’an akan menjadi penjaga nilai dan moral bangsa. Dari mushaf-mushaf yang mereka baca, lahir generasi yang siap membangun peradaban Islam yang moderat dan berkemajuan.

Kegiatan di Gudo ini mencerminkan pesan besar tersebut: bahwa Hari Santri tidak boleh sekadar seremoni tahunan, melainkan menjadi momentum untuk memperkuat spiritualitas dan tanggung jawab sosial umat Islam.
 
Rangkaian Gebyar Berlanjut

Usai Khotmil Qur’an, LTN MWC NU Gudo akan melanjutkan agenda berikutnya, yakni Apel Hari Santri  pada 22 Oktober  dilanjutkan Soan Kiai se-Kecamatan Gudo pada 26 Oktober, dan ditutup dengan Saembara Pena Santri Muda secara daring pada 10 November 2025.

Semua kegiatan tersebut bertujuan memperkuat peran santri dalam era digital dan sosial kemasyarakatan, sebagaimana tema besar Hari Santri Nasional 2025.


“Mengenali Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”

Gudo, Teladan Semangat Santri

Dari langkah kecil memajukan satu hari Khotmil Qur’an, MWC NU Gudo telah menorehkan teladan besar.
Mereka menunjukkan bahwa santri sejati bukan hanya taat pada jadwal, tetapi juga berani mengambil langkah lebih dulu untuk kebaikan bersama.

Semangat itu sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh para muassis Nahdlatul Ulama: berjuang dengan ilmu, berkhidmah dengan hati, dan beramal tanpa pamrih.

Kegiatan Khotmil Qur’an di Gudo bukan hanya rangkaian ketiga dari Gebyar Hari Santri Nasional 2025, tetapi juga menjadi penanda bahwa api semangat santri di bumi Jombang masih menyala terang — bahkan sebelum waktu tiba.

Penulis: Tim Redaksi Kabar Sarmi Papua Barat
Sumber: LTN MWC NU Gudo, Nugo Media, & Dokumentasi MWC NU Gudo

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.